1.1. Kepala Surat
Kepala surat lebih
dikenal dengan istilah kop surat, yaitu bagian surat paling atas dan berfungsi
memudahkan penerima surat untuk mengetahui nama dan alamat kantor instansi atau
organisasi yang mengirim surat. Kepala surat ini juga berfungsi untuk
menunjukkan keresmian sebuah surat.
Kepala surat resmi,
biasanya, terdiri atas:
1) nama kantor organisasi atau instansi;
2) alamat;
3) nomor kotak pos (jika ada);
4) nomor kode pos;
5) nomor telepon (jika ada);
6) nomor teleks (jika ada );
7) lambang instansi atau organisasi.
Contoh:
1.2. Nomor Surat
Surat resmi,
biasanya, mencantumkan nomor, jenis, instansi pengirim surat, dan kode surat.
Nomor surat adalah urutan nomor surat yang telah dikeluarkan oleh instansi atau
organisasi tersebut. Kode surat adalah kode klasifikasi masalah yang
disampaikan dalam surat tersebut, sedangkan tahun yang tertera pada nomor surat
menunjukan tahun kapan surat itu dibuat.
Fungsi nomor dan kode
surat adalah sebagai berikut:
1) mengetahui banyaknya surat yang keluar;
2) memudahkan pengarsipan surat;
3) memudahkan mencari surat itu kembali jika dibutuhkan; dan
4) memudahkan petugas pengarsipan.
Contoh:
Keterangan :
231 = nomor
surat
SB = Surat
Pemberitahuan
R = rektor
(penanggung jawab surat / penanda tangan)
UPI = nama
instansi
G.5 =
bantuan luar negeri
VI = bulan
pembuatan surat, bulan Juni
07 = tahun pembuatan surat 2007
1.3. Tanggal Surat
Dalam menulis tanggal
surat, sebaiknya, tanggal, bulan, dan tahun ditulis lengkap. Penyingkatan
tanggal dan bulan sering menimbulkan kesalahpahaman dan dirasakan kurang
santun. Tanggal surat ini ditulis untuk menunjukan kapan surat itu dikirim,
bukan kapan surat itu dibuat. Selain itu, tanggal surat juga berfungsi untuk
mengetahui waktu yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah surat serta sebagai
petunjuk dalam proses pengarsipan surat. Untuk surat-surat resmi atau surat
dinas, tanggal surat tidak perlu didahului dengan nama tempat surat itu dibuat.
Nama tempat sudah tertera pada kepala surat. Jika surat tidak
menggunakan kepala surat, nama tempat ditulis di depan tanggal surat.
Contoh:
Ada beberapa macam cara menempatkan tanggal surat,
misalnya:
a.
ditempatkan di tengah-tengah halaman, kira-kira dua spasi di bawah
kepala surat;
b.
ditempatkan di sebelah kanan atas surat, di antara kepala surat dan
alamat dalam. Jika diketik, kira-kira dua spasi dari atas dan pada jarak 45 s/d
50 spasi dari tepi kiri surat. (Cara ini yang umum dipakai);
c. ditempatkan di sebelah atas tepi kiri di antara
kepala surat dan alamat dalam.
1.4. Lampiran Surat
Lampiran surat adalah bagian surat yang berguna untuk menunjukkan
adanya sesuatu yang disertakan bersama surat. Sebaiknya, lampiran surat ditulis
secara jelas agar penerima surat segera mengetahui ada tidaknya sesuatu yang
dilampirkan bersama surat tersebut. Jika sebuah surat tidak ada lampirannya,
setelah nomor surat tidak perlu dituliskan lampiran. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut ini.
Kata "helai" pada lampiran berarti satu surat, bukan
satu lembar kertas. Dengan demikian, penulisan lampiran surat perlu dibuat
sejelas mungkin agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Oleh sebab itu,
penulisan lampiran seperti berikut ini tidak dibenarkan.
• Lampiran
: 2 (dua) helai
• Lampiran
:
1.5. Hal atau Perihal Surat
Bagian surat ini berfungsi untuk mengetahui isi atau inti pokok
masalah pada surat yang dikirimkan, tanpa harus membaca surat tersebut secara
keseluruhan. Hal atau perihal surat, sebaiknya, ditulis, secara singkat dan,
biasanya, hal surat digarisbawahi atau ditulis dengan huruf kapital semuanya.
Perhatikan contoh berikut ini.
Penulisan perihal
1.6. Alamat Surat
Pengiriman dan penerimaan surat dapat berjalan dengan lancar jika
alamat ditulis dengan jelas. Biasanya, sebuah surat mempunyai dua macam alamat
surat, yaitu alamat dalam yang ditulis pada kertas surat dan alamat luar yang
ditulis pada sampul surat.
Alamat surat dapat berfungsi sebagai:
1) Alamat
petunjuk langsung bagi penerima surat;
2) Petunjuk
arsip dalam menyimpan surat;
3) Mempermudah
petugas pos;
4) Sebagai alamat luar jika menggunakan sampul berjendela.
Perhatikan contoh penulisan surat berikut ini:
•
Kepada
Yth. Kepala Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa
Jln. Diponegoro 82
Jakarta
•
Kepada
Yth. Manajer Bank Danamon
Jln. Hanjuangsiang Timur 170
Tasikmalaya
•
Kepada
Yth. Bapak Setiawan Djuharie
Jln. Tebu Ireng F/V No. 7
Kompleks Pasirjati Ujung
Berung
Bandung
Alamat dalam
lazim juga hanya disebut alamat. Alamat dalam ditempatkan dalam beberapa
posisi:
a.
Ditempatkan kira-kira 6 s/d 8 spasi di bawah tempat tanggal. Penempatan
alamat berjarak 1 s/d 2 spasi di bawah tanggal kurang baik.
b. Ditempatkan di sebelah kiri bawah surat, kira-kira
3 s/d 4 spasi di bawah tanda tangan. Cara ini umumnya digunakan dalam surat
dinas, antara lain surat keputusan.
1.7. Salam Pembuka
Salam pembuka digunakan
sebagai kesatuan berbahasa tulis. Salam pembuka dapat digunakan sesuai dengan
keperluan penulisan surat.
Contoh:
1 Dengan hormat,
2 Bapak ............... yang
terhormat,
3 Assalamualaikum wr wb.,
4 Bunda tercinta,
5 Ratu tersayang,
Salam pembuka jenis pertama
merupakan salam pembuka yang paling umum dan banyak dipakai. Salam pembuka
jenis ketiga, biasanya, digunakan pada lingkungan suatu intansi atau organisasi
yang mempunyai keyakinan yang sama. Dengan demikian, salam pembuka jenis ketiga
tersebut kurang tepat jika digunakan pada surat resmi yang sifatnya umum.
Namun, akhir-akhir ini, salam pembuka jenis itu merupakan bentuk nasional yang
baku dan dapat berterima untuk keperluan penulisan surat. Salam pembuka jenis
keempat dan kelima digunakan dalam surat tidak formal, seperti surat keluarga
atau surat cinta.
1.8. Isi Surat
Isi surat adalah bagian surat yang digunakan untuk menyatakan
berita atau sesuatu yang ingin dinyatakan dalam surat tersebut. Bagian isi
surat pada surat resmi, biasanya, berisi atau terdiri atas paragraf isi dan
paragraf penutup. Namun, pembagian ini tidak bersifat mutlak. Pengirim surat
dapat menggabungkan satu bagian dengan bagian yang lain sehingga menjadi sebuah
wacana yang dapat dipahami isinya.
1.9. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah bagian surat yang berfungsi sebagai
pengantar pembaca kepada inti pokok surat. Dengan kata lain, paragraf pembuka
berguna sebagai penuntun jalan pikiran pembaca kepada masalah yang akan dibicarakan
dalam uraian inti surat. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat awal pada
paragraf pembuka dengan berbagai variasi surat.
•
Untuk surat pertama memakai:
Kami beritahukan kepada
Saudara bahwa....
Dengan surat ini, kami
sampaikan kepada Saudara bahwa
Dengan gembira, kami
kabarkan bahwa ....
Sesuai dengan pembicaraan
kita seminggu yang lalu,....
Dengan ini, kami kabarkan
bahwa ....
Bersama surat ini, kami
kirimkan kepada Saudara ....
Sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan ....
•
Untuk surat susulan dapat
memakai:
Menunjuk surat kami
tanggal....
Sehubungan dengan surat kami
tanggal ....
Menyusul surat kami tanggal
....
Mengulangi surat kami
tanggal ....
•
Untuk balasan surat sering
digunakan:
Membalas surat saudara
tanggal ....
Sehubungan dengan surat
saudara tanggal ....
Memenuhi permintaan Saudara
....
Menunjuk surat Saudara
tanggal....
Surat Saudara tertanggal
.... nomor ...
•
Untuk menunjuk sesuatu yang
menjadi dasar menyusun surat, dipergunakan kalimat pembuka:
Sehubungan dengan surat dari Kopertis Wilayah IV tertanggal 10
Juni 2000, nomor 65/V/2005, dengan ini, kami meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk
....
•
Untuk menyatakan tujuan yang
akan dilaksanakan dapat dipergunakan kalimat pembuka:
Dalam rangka memperingati
Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2006, Universitas Galuh Ciamis akan mengadakan
serangkaian acara yaitu ....
1.10. Isi Surat Sesungguhnya
Bagian surat ini memuat sesuatu yang akan disampaikan,
diberitakan, dinyatakan, atau dimintakan kepada penerima surat. Untuk menyusun
isi surat dengan baik, hendaknya, diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
tetapkan terlebih dahulu
bentuk surat yang akan ditulis;
b.
tentukan maksud atau tujuan
surat tersebut;
c.
urutkan terlebih dahulu
maksud surat tersebut secara sistematis dan logis;
d.
tuliskan setiap isi dalam
satu paragraf;
e.
hindari penggunaan istilah
dan akronim yang belum lazim;
f.
tulislah surat tersebut
dengan EYD yang tepat;
g.
gunakan bahasa yang baik dan
benar;
h.
hindarkan penggunaan kalimat
yang berbelit-belit, sebaiknya, digunakan kalimat-kalimat yang efektif.
1.11. Paragraf Penutup
Paragraf penutup berfungsi untuk menutup isi surat. Dapat pula
dikatakan bahwa paragraf penutup ini dianggap sebagai kunci isi surat atau
penegasan isi surat. Paragraf penutup berisi harapan dan ucapan terima kasih
kepada penerima surat. Perhatikan contoh paragraf berikut ini.
a. Atas
bantuan saudara, kami ucapkan terima kasih.
b. Harapan
kami, mudah-mudahan kerja sama kita yang baik ini dapat ditingkatkan terus.
c. Atas
perhatian dan kesediaan Bapak, kami ucapkan terima kasih.
1.12. Salam Penutup
Salam penutup sebuah surat dapat digunakan untuk menunjukkan rasa
hormat dan rasa keakraban pengirim surat kepada penerima surat. Namun, perlu
diingat, untuk surat-surat resmi yang bersifat formal atau penting, tidak perlu
menggunakan salam penutup. Surat diakhiri dengan menuliskan jabatan pengirim
surat atau orang yang menandatangani surat tersebut. Perhatikan beberapa contoh
salam penutup berikut ini:
a. Hormat
kami;
b. Salam
kami;
c. Wasalam;
dan
d. Hormat
saya.
How to Bet on Horse Racing - DrMCD
BalasHapusHow to bet on Horse Racing There are no horses on 의정부 출장마사지 the track 청주 출장안마 with no horses. Horse racing is 유로 스타 도메인 all about betting 보령 출장안마 on horses to win, and if 목포 출장샵 they